Sabtu, 16 Januari 2010

Reformasi Pedesaan Cina

Reformasi pedesaan yang dilaksanakan oleh Cina sejak setahun yang lalu, tampaknya menemui titik terang.
Di tengah bayang-bayang krisis finansial global, Cina tetap melaksanakan rencananya untuk mereformasi pedesaannya. Sejak reformasi dan keterbukaan dicanangkan pada akhir tahun 1978, daerah pedesaan pembangunannya perlahan-lahan tertinggal dari pembangunan di daerah perkotaan.
Warga-warga desa lebih tertarik bekerja sebagai buruh migran di kota-kota besar dibandingkan menjadi petani di desa tempat tinggalnya. Upah menjadi buruh migran juga lebih besar dibandingkan upah menjadi petani. Di samping itu, daerah perkotaan juga memerlukan buruh yang banyak untuk membangun infrastruktur kotanya.
Akan tetapi dengan semakin banyaknya buruh migran berakibat buruk bagi pedesaan, karena pembangunan pedesaan menjadi terhambat. Kemudian akan terjadi ketimpangan pendapatan antara desa dan kota. Maka pasangan Hu Jintao dan Wen Jiabao menetapkan haluan baru Cina, yaitu “Masyarakat Harmonis”. Salah satu tujuan dari haluan baru tersebut adalah untuk menyempitkan kesenjangan antara kaum miskin dan kaya, antara desa dan kota, antara barat dan timur.

Reformasi Pedesaan
Rapat Pleno ke-3, Komite Pusat PKC ke-17 yang dilaksanakan pada tanggal 9-12 Oktober 2008 di Beijing, menghasilkan keputusan untuk mereformasi pedesaan di RRC. Rapat yang dihadiri oleh 202 anggota tetap dan 166 anggota tidak tetap. Kemudian tidak ketinggalan sejumlah delegasi yang bekerja pada tingkat bawah yang bergerak di bidang pengembangan pertanian dan pedesaan, serta para ahli pertanian dan para petani menghadiri rapat tersebut.
Rapat Pleno tersebut menghasilkan beberapa “kewajiban” yang harus dilakukan untuk melakukan reformasi : pertama, menguatkan posisi dari pertanian sebagai fondasi dari pembangunan ekonomi nasional dan melakukan penyediaan pangan untuk 1.3 miliar penduduk RRC. Kedua, melindungi hak-hak dari petani dan merealisasikan, melindungi dan memperluas minat para petani. Ketiga, membebaskan dan mengembangkan kekuatan produktif di desa-desa. Kelima, memberikan perhatian penuh dan menyeluruh pada tingkat pedesaan dan perkotasan. Keenam, Menegakkan peran partai sebagai pimpinan dari pengembangan pedesaan.
Reformasi yang dilakukan oleh RRC tidak hanya berkutat pada bidang pertanian saja, melainkan juga mencakup reformasi di segala bidang seperti ekonomi, pendidikan, kesejahteraan sosial, dan lain sebagainya.
Pendidikan merupakan elemen penting yang menjadi salah satu tujuan reformasi pedesaan. RRC mendorong organisasi-organisasi yang berada di perkotaan untuk turun ke pedesaan untuk memberikan pengetahuan ilmiah dan pemberantasan buta huruf. Membantu masyarakat desa untuk menghilangkan takhayul dan membangun masyarakat harmonis yang menjunjung persamaan gender dan kejujuran. RRC berusaha meningkatkan level pendidikan di pedesaan terutama bagi anak-anak yang ditinggal oleh orang tuanya untuk bekerja di kota dan anak-anak yang berasal dari keluarga miskin. RRC juga menyediakan tenaga profesional di tingkat kabupaten untuk melatih para petani dan mendorong para mahasiswa untuk kembali ke desa untuk bekerja. Tidak ketinggalan peningkatan kualitas dan peningkatan gaji guru di pedesaan.
Perubahan pada bidang kesejahteraan sosial terlihat pada pembangunan institusi-institusi kesehatan di desa-desa. RRC juga mendorong untuk memperbaiki sistem penanganan bencana alam dan mendorong kesejahteraan sosial terutama kepada orang tua, orang cacat, orang miskin dan anak yatim.

Komponen penting lainnya yang menjadi bagian dari program reformasi ini adalah pemberantasan korupsi di desa-desa. Terutama yang dilakukan oleh sekretaris partai yang berada di wilayah pedesaan.

Hasil yang mulai terlihat
Reformasi pada bidang ekonomi terlihat pada perubahan yang diusung RRC mengenai perbedaan pendapatan antara penduduk kota dan penduduk desa. Peningkatan pendapatan penduduk desa dirasakan sangat perlu untuk meminimalisir ketimpangan yang ada. Pendapatan per kapita di pedesaan pada tahun 2007 sebesar 4.140 yuan atau US$ 605.6, pendapatan dari tahun ke tahun sebesar 9.5 %. Kemudian RRC juga ingin meningkatkan tingkat konsumsi oleh masyarakat desa dan mengeliminasi kemiskinan pada tahun 2020.
Hanya berselang satu tahun, peningkatan pendapatan di pedesaan sudah mulai terlihat. Rata-rata pendapatan tahunan dari petani di Cina mencapai rekor tertinggi menjadi 5000 yuan atau sekitar Rp 6,9 juta per tahun. (Kompas, 29/12/09)
Peningkatan yang terlihat ini, semakin membuktikan reformasi yang dijalankan Cina berhasil. Akan tetapi peningkatan ini hanya terlihat dari nilai pendapatan saja, peningkatan di bidang-bidang lainnya belum terlihat secara signifikan. Jalan reformasi pedesaan yang dilakukan Cina masih panjang dan tantangan yang akan dihadapi tentu akan semakin berat.

Tidak ada komentar: