Rabu, 13 Januari 2010

Kesepakatan Penting

Pada tanggal 21 Desember 2009, pertemuan tingkat tinggi antara China dan Taiwan diselenggarakan di Taichung. Pertemuan ini menyetujui kesepakatan penting di antara kedua belah pihak hubungan kedua belah pihak. Kesepakatan ini adalah Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) atau sebelumnya disebut Comprehensive Economic Cooperation Agreement (CECA). Kesepakatan ini merupakan kesepakatan kerja sama ekonomi yang akan membawa hubungan kedua belah pihak semakin mesra.
Kesepakatan ini akan membawa hubungan lintas selat ke tingkat berikutnya. Para pemrotes mengkritik kesepakatan ini, karena akan melancarkan unifikasi. Apakah Taiwan berniat untuk unifikasi dengan China?


Hubungan Lintas Selat
Sejak Kuomintang (KMT) merebut kekuasaan dari tangan Partai Progresif Demokratik (DPP) dan menempatkan Ma Ying Jeou sebagai Presiden Taiwan, hubungan lintas selat mengalami kemajuan yang signifikan. Tetapi jalan untuk reunifikasi masih panjang, karena disebabkan oleh kampanye “Tiga Tidak” oleh Ma pada pemilihan presiden lalu, yaitu tidak reunifikasi, tidak merdeka, tidak menggunakan kekerasan.
Akan tetapi hal ini menjadi angin segar bagi Beijing. Karena Taiwan tidak meneruskan perjuangan untuk merdeka. Tetapi di sisi lain juga tidak ada reunifikasi di antara kedua pihak. Hal ini menandakan bahwa Presiden Ma ingin mempertahankan status quo yang dimiliki Taiwan sekarang.
Beijing melalui jalan ekonomi memperdalam hubungan lintas selat ini. Pada 26 April 2009, kedua belah pihak menyetujui untuk meningkatkan penerbangan langsung dari China ke Taiwan. Kemudian meningkatkan kerja sama di bidang finansial, bekerja sama dalam mengurangi tingkat kejahatan dan saling menawarkan bantuan hukum.
Tiga hari berselang, Taiwan pertama kalinya berpartisipasi di kancah internasional, yakni hadir dalam World Health Assembly (WHA). Hal ini menjadi sebuah kemajuan bagi Taiwan di bidang internasional dan China tidak menghalangi Taiwan untuk berpartisipasi dalam pertemuan tersebut. Justru menunjukkan ingin memperbaiki hubungan dengan Taiwan.

ECFA
Diskusi mengenai Kesepakatan Kerja Sama Ekonomi ini sudah dimulai sejak bulan Februari 2009. Berselang satu bulan, proposal mengenai kesepakatan kerja sama ekonomi ini lahir.
Menurut Terry Cooke, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya kesepakatan ini. Pertama, pembentukan Pondasi Pasar Lintas Selat oleh Wakil Presiden Vincent Siew pada tahun 2000. Kedua, bergabungnya Taiwan dan China ke WTO pada tahun 2001. Ketiga, penandatanganan Closer Economic Partnership Arrangements (CEPA) antara China dan Hong Kong pada tahun 2003. (China Brief, VOLUME IX ISSUE 11, 27 Mei 2009)
Penyebab lainnya yang semakin mendukung kesepakatan ini adalah krisis finansial global. Kemudian China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA) yang akan mulai diterapkan tahun 2010 dan dilanjutkan ASEAN+3 FTA pada tahun berikutnya.
Hal ini menjadi pertimbangan Taiwan dalam bidang ekonomi terutama perdagangan internasional. Dengan diterapkannya FTA, maka akan terjadi perdagangan tanpa tarif. Sedangkan negara yang tidak termasuk dalam FTA akan dikenakan tarif yang tinggi.
Zhao Hong dan Sarah Y. Tong, Research Fellow pada East Asia Institute, mengatakan bahwa bila ECFA terwujud akan membawa keuntungan bagi kedua belah pihak. Dilihat dalam neraca perdagangan lintas selat pada tahun 2008, Taiwan mengalami surplus mencapai AS$ 43 miliar. Taiwan akan dapat mengakses pasar China yang lebih besar. Kemudian hal ini akan membuat citra Taiwan lebih baik di dunia internasional dan dapat membawa dampak yang positif dalam hal investasi asing di Taiwan.
Berdasarkan survei Mainland Affairs Council (MAC) yang dilaksanakan pada 8-11 April 2009, 70% rakyat Taiwan setuju bila Taiwan menandatangani EFCA. 60.3% rakyat Taiwan percaya bahwa dengan ditandatangani ECFA, maka akan membantu Taiwan membuat kesepakatan FTA dengan negara lain. Sedangkan efek apa yang akan ditimbulkan bila ditandatangani ECFA? 55.9% mengatakan akan menimbulkan efek yang positif, 22.2% percaya akan menimbulkan efek negatif, 12,7% tidak menimbulkan efek apa-apa dan 9.2% tidak tahu. Dilihat dari hasil survei ini, dapat disimpulkan bahwa rakyat Taiwan mendukung adanya ECFA ini.
Sedangkan bagi China, menurut Li Fei, Deputi Direktur Pusat Penelitian Taiwan di Universitas Xiamen, kesepakatan ini akan membawa tiga keuntungan. Pertama, memperkuat kekuatan ekonomi China sebagai kekuatan ekonomi utama di kawasan tersebut. Kedua, menstabilkan hubungan lintas selat dan mendorong interaksi kebijakan antara kedua belah pihak. Ketiga, mendorong unifikasi damai melalu integrasi ekonomi.
Tampaknya kesepakatan ini menguntungkan Taiwan dalam bidang ekonomi yang semakin menekankan pada perdagangan bebas. Akan tetapi apakah kesepakatan ini merupakan alat China untuk mereunifikasi atau murni hanya kesepakatan ekonomi? Mari kita simak perkembangannya secara seksama.

Tidak ada komentar: