Kamis, 13 November 2008

REFORMASI PEDESAAN DI RRC


Pada tahun 2008 ini, beberapa peristiwa besar yang telah terjadi dan dilewati oleh RRC, mulai dari bencana salju dan hujan deras yang melanda bagian selatan RRC pada bulan Februari dan Maret, kemudian pada tanggal 12 Mei terjadi gempa bumi di Sichuan, lalu bulan Agustus, RRC menyelenggarakan perhelatan akbar dunia yakni Olimpiade dan Paraolimpiade di Beijing, dan sukses mengirim 3 Taikonot ke luar angkasa dengan Shenzhou VII. Bencana pencemaran susu oleh melamin ikut menghebohkan RRC, yang membuat 4 bayi meninggal dan ribuan lainnya mengalami gagal ginjal. Tidak ketinggalan krisis finansial global yang melanda dunia juga ikut mempengaruhi RRC. RRC tidak gentar menghadapi peristiwa-peristiwa tersebut, tetapi justru dapat melaluinya dengan baik.

Terdapat agenda penting yang belum disebutkan di atas, yaitu Reformasi Pedesaan yang dilaksanakan RRC pada pertengahan bulan Oktober lalu. Reformasi pedesaan ini selalu menjadi agenda penting bagi para pemimpin RRC. Karena melalui reformasi pada sektor pedesaan ini, RRC mulai menapaki jalan reformasi pada bidang ekonomi. Tepatnya pada bulan Desember 1978, diumumkanlah kebijakan “Reformasi dan Keterbukaan” oleh Deng Xiaoping yang membuat perekonomian RRC melesat jauh.

Akibat reformasi ini perekonomian pada sektor perkotaan berkembang dengan pesat, sedangkan perekonomian pada sektor pedesaan menjadi tertinggal. Hal ini menyebabkan terjadinya kesenjangan antara kota dan desa.

Sebenarnya RRC sejak tahun 1980an, sudah melaksanakan konferensi kerja setiap tahun untuk membahas masalah pertanian untuk tahun berikutnya. Hal ini secara kontinu dilakukan oleh RRC. Pada bulan Desember 2007, telah dilaksanakan konferensi kerja untuk membahas reformasi pedesaan yang berlangsung pada bulan Oktober 2008.

Nilai investasi untuk reformasi ini, sebesar 100 Miliar Yuan atau senilai dengan US$ 13.9 Miliar. Nilai ini meningkat dari tahun 2007, yaitu 80 Miliar Yuan. Hal ini menunjukkan bahwa RRC tidak main-main dalam melakukan reformasi pada tingkat pedesaan.

Rapat Pleno ke-3, Komite Pusat PKC ke-17

Rapat Pleno ke-3, Komite Pusat PKC ke-17 yang dilaksanakan pada tanggal 9-12 Oktober 2008 di Beijing, menghasilkan keputusan untuk mereformasi pada tingkat pedesaan di RRC. Rapat yang dihadiri oleh 202 anggota tetap dan 166 anggota tidak tetap dari Komite. Kemudian tidak ketinggalan sejumlah delegasi yang bekerja pada tingkat akar rumput yang bergerak di bidang pengembangan pertanian dan pedesaan yang hadir dalam rapat tersebut. Para ahli yang mendalami bidang pertanian, pedesaan dan petani juga menghadiri rapat tersebut. Bila dilihat dari para peserta yang hadir dalam rapat tersebut, RRC terlihat sangat serius untuk melakukan reformasi di tingkat pedesaan.

Rapat tersebut juga menghasilkan beberapa “kewajiban” yang harus dilakukan untuk melakukan reformasi : pertama, menguatkan posisi dari pertanian sebagai fondasi dari pembangunan ekonomi nasional dan melakukan penyediaan pangan untuk 1.3 Miliar penduduk RRC. Kedua, melindungi hak-hak dari petani dan merealisasikan, melindungi dan memperluas minat dari para petani. Ketiga, membebaskan dan mengembangkan kekuatan produktif di desa-desa. Kelima, memberikan perhatian penuh dan menyeluruh pada tingkat pedesaan dan perkotasan. Keenam, Menegakkan peran partai sebagai pimpinan dari pengembangan pedesaan.

Reformasi di Segala Bidang

Reformasi yang dilakukan oleh RRC tidak hanya berkutat pada bidang pertanian saja, melainkan juga mencakup reformasi di segala bidang seperti ekonomi, pendidikan, kesejahteraan sosial, dan lain sebagainya.

Reformasi pada bidang ekonomi terlihat pada perubahan yang diusung RRC mengenai perbedaan pendapatan antara penduduk kota dan penduduk desa. Peningkatan pendapatan penduduk desa dirasakan sangat perlu untuk meminimalisir ketimpangan yang ada. Pendapatan per kapita di pedesaan pada tahun 2007 sebesar 4.140 yuan atau US$ 605.6, pendapatan dari tahun ke tahun sebesar 9.5 %. Pada tahun 2008 ini, ditargetkan peningkatan sebesar 6 %. Kemudian RRC juga ingin meningkatkan tingkat konsumsi oleh masyarakat desa dan mengeliminasi kemiskinan pada tahun 2020.

Reformasi pedesaan ini tidak terlepas dari reformasi di bidang kebudayaan. Reformasi di bidang kebudayaan ini menitikberatkan pada media. Televisi, radio, dan film diharapkan lebih mudah masuk dan dapat dinikmati oleh masyarakat desa. Kemudian mendirikan lebih banyak pusat komunitas kebudayaan di desa-desa.

Pendidikan merupakan elemen penting yang menjadi salah satu tujuan reformasi pedesaan. RRC mendorong organisasi-organisasi yang berada di perkotaan untuk turun ke pedesaan untuk memberikan pengetahuan ilmiah dan pemberantasan buta huruf. Membantu masyarakat desa untuk menghilangkan takhayul dan membangun masyarakat harmonis yang menjunjung persamaan gender dan kejujuran. RRC berusaha meningkatkan level pendidikan di pedesaan terutama bagi anak-anak yang ditinggal oleh orang tuanya untuk bekerja di kota dan anak-anak yang berasal dari keluarga miskin. RRC juga menyediakan tenaga profesional di tingkat kabupaten untuk melatih para petani dan mendorong para mahasiswa untuk kembali ke desa untuk bekerja. Tidak ketinggalan peningkatan kualitas dari guru di pedesaan, diikuti dengan peningkatan gaji dan tempat mereka bekerja.

Perubahan pada bidang kesejahteraan sosial terlihat pada pembangunan institusi-institusi kesehatan di desa-desa. RRC juga mendorong untuk memperbaiki sistem penanganan bencana alam dan mendorong kesejahteraan sosial terutama kepada orang tua, orang cacat, orang miskin dan anak yatim.

Komponen penting lainnya yang menjadi bagian dari program reformasi ini adalah pemberantasan korupsi di desa-desa. Terutama yang dilakukan oleh sekretaris partai yang berada di wilayah pedesaan.

Hambatan

Reformasi pedesaan di RRC ini tidak selalu lancar seperti air yang mengalir, tetapi banyak hambatan yang membuat jalan menuju reformasi pedesaan ini terasa sulit. Karena hambatan tersebut terlihat tidak sedikit dan secepatnya harus diatasi.

Hambatan tersebut adalah : pertama, infrastruktur pertanian dan alat-alat pertanian yang kuno. Kedua, berkurangnya tanah yang dapat ditanami, pengaruh dari perubahan iklim global, dan meningkatnya frekuensi dari bencana alam. Ketiga, pekerjaan sosial dan pelayanan publik yang sangat rendah. Keempat, perbedaan pendapatan antar penduduk kota dan desa yang semakin besar. Kelima, beberapa unit pada tingkat akar rumput sangat lemah. Keenam, sistem ekonomi di pedesaan yang wajib diperbaiki. Ketujuh, produksi dan operasional pertanian yang harus dikelola lebih baik. Kedelapan, sistem pemasaran untuk produk pertanian, sosialisasi sistem pelayanan pendukung dan pengamanan pertanian nasional wajib ditingkatkan. Kesembilan, kurangnya pembangunan ekonomi integral antara kota-desa.

Dengan bercermin kepada RRC yang tetap melakukan reformasi pedesaan. Sebaiknya Indonesia juga ikut melakukan reformasi di tingkat pedesaan, yang keadaannya harus mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Terutama desa-desa yang berada jauh di pedalaman.