Minggu, 10 Juli 2011

Mao yang Lain

Pemerintah Cina kembali digemparkan oleh tulisan dari seorang ekonom yang mengkritik Mao Zedong. Ekonom tersebut memiliki bunyi marga yang sama, yakni Mao seperti orang yang dikritiknya. Namun mereka tidak memiliki hubungan saudara, namanya adalah Mao Yushi.

Tulisannya berjudul “Hidupkan Kembali Mao Zedong Sebagai Manusia” yang dimuat di laman Caixin Online, mendapat perhatian penuh dari pengguna internet di Cina. Sejak dimuatnya tulisan tersebut, pengguna internet menerbitkan kembali di situs-situs yang lain. Dalam sekejap, seluruh Cina membaca tulisannya.

Akan tetapi, pemerintah Cina pastinya tidak akan menyetujui tulisan dari Tuan Mao ini. Pemerintah juga langsung bergerak dan menghapus tulisan tersebut dari situs Caixin Online. Hal ini pastinya mengancam stabilitas negara yang dipimpin oleh Hu Jintao tersebut.

Dalam tulisan tersebut Tuan Mao mengkritik dan menyalahkan Ketua Mao yang telah mengorbankan 50 juta rakyat Cina akibat kebijakannya. Mulai dari kebijakan “Lompatan Jauh Ke Depan”, yang memiliki misi mengejar ketertinggalan dari bangsa barat. Hingga “Revolusi Kebudayaan” yang puncak kebijakan Ketua Mao yang salah. Dia menganggap sudah saatnya masyarakat Cina untuk berhenti memujanya. Bahkan fotonya hingga sekarang masih terpampang di Tian’anmen. Masyarakat Cina mulailah menganggap Ketua Mao sebagai manusia biasa.

Kemudian kritik juga datang dari penganut Maoisme atau kelompok kiri yang masih memegang teguh “Pemikiran Mao Zedong”. Penganut jalan Ketua Mao masih ada, seperti yang diperagakan oleh Ketua Partai Komunis Cina (PKC) di Chongqing, yaitu Bo Xilai, yang merupakan anak dari Bo Yibo (Salah satu kawan terdekat dari Mao Zedong). Disana masih terus didengung-dengungkan lagu-lagu pada era Mao Zedong dulu. Para pegawai pemerintahan setiap tahunnya turun ke desa-desa untuk hidup bersama dalam beberapa hari.

Siapa Mao Yushi?
Seperti dikisahkan oleh Li Xiang yang dimuat pada Observer, Tuan Mao hidup dalam zaman kepemimpinan Mao Zedong pada zaman dahulu. Ketika pasukan dari PKC tiba di kota Shanghai pada tanggal 27 Mei 1949, dia berumur 20 tahun merupakan mahasiswa junior pada Universitas Jiaotong Shanghai. Seorang yang juga menggebu-gebu dalam memperjuangkan kemerdekaan Cina.

Dia juga ikut meneriakkan slogan-slogan komunis serta seruan seperti “Panjang Umur Tentara Pembebasan Rakyat”, tidak lupa dia teriakkan di jalan-jalan. Tuan Mao pada saat itu merupakan seorang pemuda yang simpel, baik, cuek dan memiliki impian untuk hidup dalam dunia yang ideal laiknya seorang mahasiswa pada umumnya pada masa-masa itu.

Ketika pemerintah Cina membutuhkan para pemuda untuk membangun kawasan perbatasan. Tuan Mao memilih pergi menuju Timur Laut Cina setelah menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1950. Dia tinggal disana selama kurang lebih lima tahun, menimba pengalaman dari berbagai macam pekerjaan yang digelutinya. Montir, Masinis dan Insinyur pada Biro Kereta Api di Qiqihaer.

Setelah menikahi Zhao Yanling, Tuan Mao kembali ke Beijing pada tahun 1955. Pada masa itu, timbul “Gerakan Anti Kanan” yang melibatkan Tuan Mao di dalamnya. Dia juga tidak dapat mengelak, karena dirinya juga ingin mengikuti paham dari “ Kelompok Kanan”, yakni Sosialisme Tahap Awal. Ketika Revolusi Kebudayaan, pemerintah menyita semua barang-barang milik Tuan Mao. Keluarganya mengalami masa-masa yang sangat sulit dengan barang-barang sisa yang mereka miliki.

Setelah berakhirnya Revolusi Kebudayaan, kemudian dilanjutkan dengan Reformasi dan Keterbukaan. Tuan Mao membanting setir, dari seorang Insinyur menjadi seorang ekonom. Pada tahun 1984, dia menerbitkan sebuah buku yang menjadi bestseller, yaitu Prinsip Optimisasi Alokasi – Ekonomi dan Fondasi Matematik.

Dengan bantuan dari Li Shenzhi, Deputi Direktur Chinese Academy of Social Sciences (CASS), Tuan Mao dipindahkan dari Pusat Riset Kementerian Kereta Api menuju Institut Studi Amerika CASS. Tuan Mao menjadi salah satu ekonom yang terkenal dengan pandangan reformasi ekonomi dari sudut pandang di luar pemerintah dan kontribusinya terhadap mempopulerkan ekonomi Barat di Cina.

Setelah meninggalkan Institut Studi Amerika CASS, pada tahun 1993, Tuan Mao mendirikan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yakni Unirule Institute of Economics. LSMnya juga mengadakan program pengabdian masyarakat dengan mengadakan uji coba bersama Tangmin dari Asian Development Bank, yaitu mengadakan pinjaman mikro di propinsi Shanxi. Program tersebut mengubah kehidupan rakyat miskin di propinsi tersebut. Kemudian Tuan Mao juga mendanai Pelatihan Kejuruan bagi anak-anak petani di Sekolah Fuping.

Tuan Mao juga terlibat dalam pembuatan petisi atau Charter 08, yang menuntut Hak Asasi Manusia (HAM), pembebasan Liu Xiaobo (Pemenang Nobel Perdamaian) dan PKC untuk segera mengakhiri kekuasaannya. Piagam ini ditandatangani oleh berbagai macam elemen masyarakat, seperti Aktivis, Pengacara, Intelektual dan lain-lain. Akibatnya, keluarganya sering menerima ancaman dan telepon miliknya juga disadap oleh pemerintah.

Tuan Mao sekarang tidak muda lagi, meskipun sudah memasuki umur 80, dirinya terus memperjuangkan apa yang diyakininya.