Rabu, 13 Januari 2010

Perdagangan Manusia Cina-Mekong

Perdagangan manusia (human traficking) semakin memprihatinkan. Hal ini merupakan suatu masalah global yang membutuhkan kerja sama yang kuat antar negara untuk memerangi perdagangan manusia ini.
Pada tanggal 29 November 2009 lalu, Cina menegaskan untuk bergabung melawan perdagangan manusia dengan negara di wilayah Sungai Mekong. Hal ini disebabkan oleh perdagangan manusia yang semakin meningkat di wilayah Cina-Mekong.
Dilaporkan sampai pada pertengahan bulan Oktober 2009 ini, sebanyak 2.008 anak telah diamankan akibat perdagangan manusia. Sebanyak 1.717 kasus terkait perdagangan manusia telah diusut oleh polisi. Melihat angka-angka yang sungguh besar, tidak bisa tidak Cina dan negara di wilayah sungai Mekong melakukan kerja sama melawan perdagangan manusia.

Cina-Mekong
Sejak tahun 1992, Cina dan Negara-negara di wilayah Mekong telah membangun hubungan di bawah naungan Greater Mekong Subregion (GMS). Hubungan ini diprakarsai oleh Asian Development Bank (ADB). Berdasarkan hubungan ini diharapkan dapat menumbuhkan perekonomian di wilayah Mekong. Cina memainkan peranan dalam mengembangkan hubungan ekonomi regional di kawasan tersebut dan mengintegrasikan pembangunan antara Mekong dan wilayah barat daya Cina. Dengan demikian kemiskinan di wilayah Mekong dapat diberantas.
Cina turut membantu dalam pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut. Pembangunan Jalur Rel Kereta Trans-Asia. Pembangunan jalan tol sepanjang 2.000 km dari Kunming ke Bangkok via Laos. 1.500 kilometer jalan tol juga dibangun melintas dari Da Nang, Vietnam menuju Myanmar melalui Laos dan Thailand. Cina juga membantu pembangunan stadion di Laos untuk persiapan SEA Games 2009.
Sedangkan Cina memperoleh keuntungan penuh dalam mendapatkan sumber daya alam dari Negara-negara wilayah Mekong. Cina menjadi investor utama di Myanmar, investasi Cina mencapai nilai AS$ 280 juta. Cina sebaliknya mendapatkan pasokan gas dan minyak bumi dari Myanmar. Cina juga mendapatkan keuntungan dari pembangunan bendungan di wilayah Mekong. Hal ini membantu kedua belah pihak menambah pembangkit listrik tenaga air.
Pertambangan dan kebutuhan akan kayu juga menjadi alasan Cina tetap menjalin hubungan baik dengan wilayah Mekong. Pertambangan Bauksit dan Alumunium di Kamboja, Laos dan Vietnam merupakan salah satu contohnya.

Perdagangan Manusia
Posisi geografis Cina yang berbatasan langsung dengan negara-negara ASEAN, terutama negara-negara yang dalam satu aliran sungai Mekong. Sungguh mudah untuk melakukan transaksi perdagangan termasuk perdagangan manusia.
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) melaporkan pada bulan Februari 2009, hampir 20 persen perdagangan manusia mayoritas adalah anak-anak. Sedangkan di beberapa negara wilayah sungai mekong sebagian besar populasi adalah anak-anak.
Penyebab utama terjadinya perdagangan manusia menurut United Nations Children’s Fund adalah bukan kemiskinan. Melainkan permintaan akan buruh murah, hubungan seksual dengan anak di bawah umur, adopsi ilegal perempuan untuk dinikahkan.
Sebenarnya Cina dengan Vietnam telah melakukan proyek percobaan dalam mencegah perdagangan manusia. Proyek ini dimulai sejak tahun 2001 dan didukung langsung oleh Departemen Keamanan Publik Cina. Kantor-kantor perwakilan didirikan di kota sepanjang perbatasan Cina dan Vietnam. Kota-kota tersebut adalah Dongxing, Pingxiang dan Jingxi yang terletak di Daerah Otonomi Guangxi; Ruili, Hekou, Longchuan dan Mohan berlokasi di Provinsi Yunnan.
UNICEF bekerja sama dengan Cina memberikan kursus enam bulan mengenai Vietnam. Hal ini bertujuan untuk melancarkan komunikasi antara polisi Cina dengan warga atau korban. Hasil dari kerja sama ini cukup signifikan. Pada tahun 2005 dan 2006, operasi ad hoc anti perdagangan manusia antara kedua negara ini telah menyelamatkan ratusan orang.
Perdagangan manusia ini tidak hanya ke Cina melainkan keluar Cina juga cukup banyak. Sejak tahun 2002, perdagangan manusia khususnya perempuan keluar dari Cina menuju Malaysia dan Thailand mengalami peningkatan. Sedangkan perempuan dari Laos dan Vietnam diperdagangkan menuju Cina.
Pada tahun 2004, Cina dengan negara-negara wilayah mekong telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) mengenai melawan perdagangan manusia secara individual. Pada akhir tahun 2007, Cina telah mengeluarkan Aksi Rencana Nasional dalam memerangi Perdagangan Perempuan dan Anak-anak (2008-2012), melibatkan lebih dari 30 departemen. Kantor anti perdagangan manusia didirikan dalam Departemen Keamanan Publik.
Perlawanan tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi juga datang dari Lembaga Swadaya Masyarakat seperti All-China Women’s Federation dan Save the Children. LSM ini menyediakan konsultasi mengenai hak-hak secara hukum dan menyediakan pengobatan baik medis maupun psikologis.
Tindakan-tindakan lainnya yang telah ditempuh oleh Cina adalah menyelenggarakan seminar-seminar. Pemberitahuan akan bahaya perdagangan manusia melalui media massa dan cetak juga terus dilakukan.
Menurut www.humantraficking.org mengutip Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, menyarankan Cina untuk lebih mengambil langkah-langkah yang lebih signifikan dalam kasus perdagangan manusia ini. Merevisi peraturan perdagangan manusia agar sejalan dengan dunia internasional. Termasuk peraturan mengenai pelarangan eksploitasi seksual di bawah umur 18 tahun secara komersial dan eksploitasi buruh.

Tidak ada komentar: