Sabtu, 03 April 2010

Google.cn

Google memutuskan untuk mundur dari Cina. Perlakuan pemerintah Cina terhadap internet menjadi satu alasan untuk mundur dari pasar Cina. Pemerintah Cina yang masih melakukan kontrol ketat atas informasi yang keluar masuk pada jaringan dunia maya. Hal ini mengingatkan kita, bahwa Cina masih dipegang sebuah pemerintahan komunis, dimana segala hal dikuasai dan berpusat pada negara.

Sensor Internet
Perkembangan internet di Cina dapat dikatakan cukup cepat, berbanding lurus dengan perkembangan ekonominya. Pada tahun 1986, Cina membuat proyek kerja sama antara Institut Komputer Terapan Beijing dengan Universitas Karlsruhe, Jerman. Proyek ini disebut dengan The Chinese Academic Network (CANet). Tahun berikutnya, pengiriman surat elektronik pertama kali dilakukan melalui CANet.
Pada tahun 1990, Cina membuat Fasilitas dan Komputer Nasional Cina (NCFC). Badan ini merupakan cikal bakal berdirinya Jaringan Sains dan Teknologi Cina (CSTNet). Pada bulan Oktober 1990, Cina mendaftarkan domain negaranya, yakni (.cn). Pada tahun 1993, Cina mulai membangun The Golden Bridge Network Project. Proyek ini merupakan proyek nasional pertama untuk jaringan informasi dan ekonomi untuk publik. Baru pada bulan September 1996, proyek ini pertama kali beroperasi secara komersil. Bulan Juni 1997, Pusat Informasi Jaringan Internet Cina (CNNIC) berdiri. Lima bulan berselang, survei pertama dari CNNIC dipublikasikan.
Perkembangan pengguna internet di Cina juga meningkat secara pesat. Berdasarkan survei CNNIC, pada tahun 1997, hanya 620.000 ribu orang saja yang menggunakan internet. Pada tahun 2009, meningkat mencapai 384 juta pengguna internet di Cina. Hal ini membuat Cina sebagai pengguna internet terbanyak di seluruh planet ini. Bahkan perkembangan situs internet di Cina sekarang mencapai 3.23 juta situs Jejaring Jagat Jembar (www).
Meskipun perkembangan internet yang begitu cepat, pemerintah Cina tidak melupakan kontrol negara atas keluar masuknya informasi. Menurut Thomas Klum, pertama, Cina menggunakan sistem regulasi yang kompleks, pengawasan, dan aksi penghukuman untuk mendorong sensor pribadi (self-censhorship). Kedua, pemerintah menggunakan teknologi dan pengawasan oleh manusia untuk memfilter informasi yang tidak diinginkan.
Cina bahkan memberikan penghargaan untuk warga negaranya yang melaporkan ada tindakan kriminal melalui internet. Tercatat sebanyak 50 orang diberikan penghargaan sebesar 500-2000 Yuan ($62-$247) karena telah melaporkan pornografi dan sebanyak 18 orang mendapat 3.000-10.000 Yuan ($370-$1,235) karena melaporkan perjudian ilegal di internet.
Untuk pengawasan melalui teknologi, Cina menggunakan hukuman dan ancaman untuk perusahaan yang berlokasi di Cina. Sedangkan untuk perusahaan yang berada di luar negeri, Cina menggunakan sistem yang disebut dengan The Great Firewall. Hal ini memudahkan Cina untuk mengontrol informasi yang tidak diinginkan oleh pemerintah masuk ke jaringan internet di Cina. Berdasarkan Xinhua, informasi disensor adalah informasi yang berkaitan dengan takhayul, pornografi, kekerasan, perjudian dan informasi berbahaya lainnya.
Cina juga mengawasi kafe internet yang sudah menjamur bersamaan masuknya internet ke Cina. Biro Manajemen Film dan Penyiaran Budaya Shanghai memasang perangkat lunak pada 110.000 komputer di 1.329 kafe internet untuk pengawasan jangka panjang. Bahkan pada tahun 2004, Cina menutup 16.000 kafe internet ilegal.
Rencana terakhir oleh pemerintah Cina adalah dengan memasang perangkat lunak Green Dam pada setiap komputer baru yang akan dilepas ke pasar.
Tidak hanya memfilter informasi saja, tetapi pemerintah Cina bahkan menutup akses masuk ke beberapa situs asing seperti BBC, Voice of America, Radio Free Asia, Wikipedia, the New York Times, the Washington Post, the South China Morning Post (Hong Kong), and CNN. Serta ditambah dengan situs jaringan sosial seperti Facebook, Twitter, Google, Flickr, Youtube dan Hotmail yang tidak dapat diakses.
Berdasarkan OpenNet Initiative, Cina merupakan negara paling canggih dalam hal memfilter informasi di Internet. Myanmar, Vietnam, Arab Saudi, Uzbekistan, Kamboja, dan beberapa negara lain mulai menunjukkan ketertarikan untuk mempelajari informasi dan strategi yang digunakan oleh Cina dalam memfilter informasi.
Cina juga memiliki polisi cyber yang bertujuan mengantisipasi tindak kriminal di internet. Tugas dari polisi cyber adalah pertama, menyelidiki, menginspeksi dan membimbing untuk melindungi keselamatan informasi. Kedua, mengejar segala kasus yang berbahaya bagi negara. Ketiga, bertanggung jawab dalam menyebarluaskan pengetahuan mengenai hukum keselamatan internet, membantu melawan virus yang menyebar di internet, dan mengawasi aktivitas jual beli di internet.

Google vs Cina
Google masuk ke Cina pada tahun 2000, kemudian mulai mengembangkan situs Google.com yang berbahasa Cina. Pada tahun 2006, Google mulai masuk ke pasar Cina dengan mempromosikan situs Google.cn untuk pengguna internet di Cina. Ketika itu Google menyetujui untuk mensensor informasi yang tidak diinginkan oleh pemerintah Cina.
Masalah mulai timbul sejak tahun 2002, ketika warga Cina yang ingin mengakses Google.com dialihkan ke situs lain. Pada tahun 2008, pemerintah Cina meminta Google untuk mensensor informasi tidak hanya pada Google.cn, tetapi juga pada Google.com. Puncaknya adalah ketika terjadi penyadapan terhadap aktivis HAM Cina, yang memiliki surat elektronik di Gmail.
Tampaknya Google sudah gerah dengan peraturan yang diterapkan oleh pemerintah Cina. Google lebih baik mundur daripada “tunduk” kepada Cina.

Tidak ada komentar: