Selasa, 12 Mei 2009

Cina dan Pelayanan Kesehatan

Akhir-akhir ini, seluruh dunia dikejutkan dengan penyakit Flu Babi, yang menyerang warga Meksiko. Semua negara melakukan tindakan preventif untuk mencegah penyebaran lebih luas lagi. Cina menyikapinya dengan tenang dan waspada. Berbekal dengan pengalaman menangani SARS dan Flu Burung, Cina terus melakukan pemantauan dan pencegahan. Jika ditemukan gejala-gejala seperti Flu Babi pada seseorang, orang tersebut akan langsung diisolasi dan diobati.
Menurut news.xinhua.com (28/04/2009), Cina memiliki delapan langkah pencegahan, yaitu pertama, terus mengamati perkembangan terakhir dari flu babi ini dan bekerja sama dengan negara tetangga. Kedua, mekanisme kontrol dan pencegahan secara bersama-sama. Ketiga, meningkatkan kinerja pejabat inspeksi dan karantina. Keempat, mengeluarkan travel warning. Kelima, meningkatkan kewaspadaan para tenaga medis. Keenam, memperketat pengawasan di peternakan, rumah jagal dan pertanian. Ketujuh, mempersiapkan obat-obatan untuk mengobati penyakit tersebut. Terakhir, pemerintah terus melaporkan perkembangan terakhir dari penyakit Flu Babi ini kepada publik.
Cina tidak berhenti disitu saja, tetapi justru menawarkan bantuan sebesar AS$ 5 juta kepada Meksiko. Bantuan ini terdiri dari AS$ 1 juta dalam bentuk uang dan AS$ 4 juta dalam bentuk bantuan material. Sedangkan di lain pihak, Meksiko menuduh Beijing melakukan diskriminasi terhadap warganya dan menganjurkan mereka untuk tidak pergi ke China. Pemerintah Meksiko menyampaikan hal tersebut setelah sebuah hotel di Hong Kong ditutup menyusul adanya konfirmasi bahwa seorang tamu warga Meksiko mengidap virus flu babi.(Antara.co.id, 03/05/09)
Tetapi WHO berpendapat lain, Organisasi Kesehatan Dunia ini berpendapat bahwa tindakan yang diambil Cina untuk mengatasi situasi ini cukup baik. Cina langsung mengambil langkah-langkah pencegahan dan mempersiapkan segala sesuatu untuk mencegah penyebaran virus A/H1N1 ini. Di samping itu, Cina juga tidak hanya memerangi Flu Babi, tetapi juga penyakit lainnya seperti AIDS. Oleh karena itu, Cina mereformasi bidang pelayanan kesehatan yang dimulai pada awal April 2009.
.
Sebelum dan Sesudah 1978
Pemerintah Cina mengeluarkan dana sebesar 850 miliar Yuan atau AS$ 124 miliar untuk mensukseskan reformasi ini. Rencana ini dijadwalkan selama tiga tahun dari 2009 sampai 2011. Menurut Peopledaily.com, tujuan utama dalam reformasi dalam tiga tahun ini adalah pertama, memberikan asuransi kesehatan kepada masyarakat kota dan desa. Kedua, memajukan akses dan kualitas pelayanan kesehatan. Ketiga, mengurangi biaya pelayanan kesehatan. Keempat, membuat pelayanan kesehatan yang adil dan murah.
Pelayanan kesehatan sebelum 1978 jauh lebih baik dibandingkan sekarang. Hal ini disebabkan oleh masih berdirinya komune-komune. Masing-masing komune memiliki rumah sakit atau klinik. Pelayanan kesehatan ini semuanya ditanggung oleh negara, rakyat tidak perlu berpikir untuk membayar dokter atau obat. Kemudian masih ada dokter ”nyeker” (barefoot doctors) yang ditugaskan ke desa-desa untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa.
Akan tetapi semua ini berubah ketika Cina mencanangkan ”Reformasi dan Keterbukaan”. Pelayanan kesehatan juga ikut berubah, yang dulunya menerapkan sistem terpusat berubah menjadi sistem pasar. Hal ini memaksa Rumah Sakit dan klinik untuk menyesuaikan diri dengan cara menarik bayaran dan menjual obat dengan harga yang dapat ditentukan sendiri oleh rumah sakit. Oleh karena itu, pelayanan kesehatan dari tahun ke tahun semakin mahal.
Kemudian dokter ”nyeker” (barefoot doctors) ini menghilang dan berganti profesi menjadi petani dan buruh. Hal ini disebabkan oleh pendapatan yang lebih besar bila menjadi petani daripada seorang dokter. Menurut Michael J Moreton, seorang bidan di Beijing United Family Hospital, mengatakan bahwa banyak dokter yang beralih profesi untuk mendapatkan gaji yang lebih baik, ada yang menjadi agen tiket dan ada yang menjadi seorang manajer di sebuah perusahaan import.

Asuransi
Masalah lain yang timbul adalah masyarakat Cina tidak sepenuhnya dilindungi oleh asuransi kesehatan. Menurut Christopher Bodeen, Penulis Associated Press, saat ini hanya 30 persen dari populasi 1.3 miliar jiwa yang dilindungi oleh asuransi kesehatan. Sedangkan tujuan awalnya mentargetkan untuk melindungi 90 persen dari populasi pada akhir tahun 2011.
Asuransi kesehatan pada masa pra-reformasi ekonomi dibedakan antara desa dan kota. Untuk masyarakat perkotaan dibagi menjadi dua, Asuransi Pemerintah (Goverment Insurance Scheme) dan Asuransi Buruh (Labour Insurance Scheme). Asuransi pemerintah ini ditujukan kepada staf dan pegawai di institusi pemerintahan, sekolah, universitas, dan institut riset. Sedangkan Asuransi Buruh ditujukan kepada pegawai yang bekerja di pabrik-pabrik milik negara. Kemudian masyarakat perkotaan sisanya dilindungi oleh program bantuan oleh pemerintah.
Untuk masyarakat desa disediakan Asuransi Kesehatan Kooperatif (Cooperative Medical Scheme). Asuransi Kesehatan Kooperatif ini merupakan ekonomi kolektif dan program asuransi prabayar. Asuransi ini melindungi sekitar 85 persen dari masyarakat desa pada tahun 1976.
Setelah tahun 1978, terjadi perubahan dalam asuransi kesehatan ini. Untuk masyarakat perkotaan Asuransi Pemerintah dan Asuransi Buruh digantikan dengan Asuransi Kesehatan Sosial (Social Health Insurance). Asuransi ini melindungi semua pekerja di kota, baik pemerintah maupun swasta. Tetapi asuransi ini hanya melindungi setengah dari populasi masyarakat kota, belum termasuk buruh migran yang jumlahnya terus bertambah setiap tahunnya.
Kemudian masyarakat desa tidak lagi dilindungi oleh Asuransi Kesehatan Kooperatif. Asuransi ini kolaps pada tahun 1994, kurang dari 10 persen populasi di pedesaan yang masih dilindungi oleh asuransi tersebut. Jadi masyarakat desa harus membayar sendiri pelayanan kesehatannya.
Akan tetapi pada tahun 2003, diluncurkan program Asuransi Kesehatan Kooperatif Baru (New Cooperative Medical Scheme) untuk menggantikan Asuransi Kesehatan Kooperatif sebelumnya. Premi asuransi ini dibayar melalui tiga sumber, yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Individu. Sampai pada tahun 2007, 685 miliar jiwa (79 persen dari populasi pedesaan) dilindungi oleh Asuransi Kesehatan Kooperatif Baru.
Dengan melihat langkah-langkah yang diambil Cina, bukannya tidak mungkin reformasi ini dapat segera tercapai dan terlihat hasilnya. Dengan demikian, dapat meningkatkan kesehatan dari setiap warga negaranya.

Tidak ada komentar: